Yuk Kenalan Sama Koping Adaptif

 


mengenal koping adaptif untuk melawan stress

apa sihh koping adaptif ituu ???

    Mekanisme koping merupakan usaha yang digunakan seseorang untuk mempertahankan rasa kendali terhadap situasi yang mengurangi rasa nyaman, dan menghadapi situasi yang menimbulkan stres (Videbeck, 2008). Mekanisme koping adaptif adalah koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Individu yang memiliki mekanisme koping adaptif, dapat beradaptasi terhadap stresor yang ada.
    Individu dapat menggunakan berbagai mekanisme koping adaptif dalam menghadapi stres. Menurut Stuart dan Sundeen (2006), menyatakan individu yang menggunakan mekanisme koping adaptif merupakan individu yang memiliki keyakinan atau pandangan positif, terampil dalam memecahkan masalah dan dapat menerima dukungan sosial dari orang lain. Sehingga orang yang menggunakan mekanisme koping adaptif tidak mudah mengalami stres dalam menghadapi stresor yang datang pada dirinya, karena individu yang memiliki mekanisme koping adaptif mampu memanfaatkan kelebihan yang dimilikinya.

apa sihh yang dimaksudd stress ituu ??

    Stres adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat. Situasi tersebut akan memicu respon tubuh, baik secara fisik ataupun mental. Respon tubuh terhadap stres dapat berupa napas dan detak jantung menjadi cepat, otot menjadi kaku, dan tekanan darah meningkat.
    Stres sering kali dipicu oleh tekanan batin, seperti masalah dalam keluarga, hubungan sosial, patah hati, cinta tak berbalas, atau masalah keuangan. Selain itu, stres juga bisa dipicu oleh penyakit yan diderita. Memiliki anggota keluarga yang mudah mengalami stres, akan membuat orang tersebut juga lebih mudah mengalami stres. (Willy, 2019)

gimana sihh tanda dan gejalanya orang stress ???

    Gejala dan tanda yangg timbul berbeda-beda pada setiap individu tergantung pada penyebab dan cara menyikapi. Menurut Willy (2019), tanda dan gejala stres dibedakan menjadi 4, yaitu :
  1. Gejala Emosimudah gusar, frustasi, suasana hati yang mudah berubah atau moody, sulit untuk menenangkan pikiran, rendah diri, serta merasa kesepian, tidak berguna, bingung, dan hilang kendali, hingga tampak bingung, menghindari orang lain, dan depresi.
  2. Gejala Fisik : lemas, pusing, migrain, sakit kepala tegang, gangguan pencernaan (mual dan diare atau sembelit), nyeri otot, jantung berdebar, sering batuk pilek, gangguan tidur, hasrat seksual menurun, tubuh gemetar, telinga berdengung, kaki tangan terasa dingin dan berkeringat, atau mulut kering dan sulit menelan. Stres pada wanita juga dapat menimbulkan keluhan atau gangguan menstruasi.
  3. Gejala Kognitif : sering lupa, sulit memusatkan perhatian, pesimis, memiliki pandangan yang negatif, dan membuat keputusan yang tidak baik.
  4. Gejala Perilaku : tidak mau makan, menghindari tanggung jawab, serta menunjukkan sikap gugup seperti menggigit kuku atau berjalan bolak-balik, merokok, hingga mengonsumsi alkohol secara berlebihan.

apaa aja sihh yang bisa menyebabkan stress ??

    Saat seseorang menghadapi kondisi yang memicu stres, tubuh akan bereaksi secara alami, yaitu dengan melepas hormon yang dinamakan kortisol dan adrenalin. Reaksi ini sebenarnya baik untuk membantu seseorang menghadapi situasi yang berbahaya atau mengancam, sehingga bisa keluar dari situasi tersebut. (Willy, 2019) 
Menurut Yosep (2017), ada beberapa macam dari stressor yang dapat memicu seseorang jatuh dlam depresi dan kecemasan. Diantaranya :
  1. Perkawinan : pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian salah satu pasangan, ketidaksetiaan, dan lainnya.
  2. Problem Orangtua : tidak memiliki anak, kebanyakan anak, kenakalan anak, anak sakit, hubungan tidak baik dengan orang mertua/ipar/besan, dan lainnya.
  3. Hubungan Interpersonal (Antarpribadi) : hubungan dengan kawan dekat yang mengalami konflik, konflik dengan kekasih, antara atasan dan bawahan, dan lainnya.
  4. Pekerjaan : merupakan sumber stres kedua setelah perkawinan. Berupa pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi, jabatan, kenaikan pangkat, pensiun, kehilangan pekerjaan (PHK), dan lainnya.
  5. Lingkungan Hidup : kondisi lingkungan yang buruk besar memengaruhi kesehatan seseorang, misalnya soal perumahan, pindah tempat tinggal, penggusuran, hidup dalam lingkungan yang rawan (kriminalitas), dan lainnya. Rasa tercekap dan tidak merasa aman mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup seseorang.
  6. Keuangan : pendapatan jauh lebih rendah dari pengeluaran, terlibat utang, kebangkrutan usaha, soal warian, dan lainnya.
  7. Hukum : tuntutan hukum, pengadilan, penjara, dan lainnya.
  8. Perkembangan : masalah perkembangan baik fisik maupun mental seseorang eperti masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut.
  9. Penyakit Fisik dan Cidera : penyakit, kecelakaan, operasi/pembedahan, aborsi, dan lainnya. Penyakit kronis, jantung, kanker, dan sebagainya dapat menjadi pemicu dalam hal penyakit.
  10. Faktor keluarga : dialami oleh anak dan remaja karena kondisi keluarga yang tidak baik (sikap orang tua)
  11. Lain-lain : bencana alam, kebakaran, perkosaan, kehamila di luar nikah, dan lainnya.

apa aja sihh jenis koping adaptif yang bisa kita gunakan ???

  1. Bicara pada orang lain.
  2. Mampu menyelesaikan masalah.
  3. Teknik relokasi.
  4. Aktivitas konstruktif.
  5. Olahraga.
  6. Melakukan hal yang disenangi.
  7. Konseli.



DAFTAR PUSTAKA :
Stuart, G.W., & Laraia, M.T. 2005. Principles and practice of psychiatric nursing (7th ed).
Philadelphia. Mosby.

Videbeck, S. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC.

Willy, Tjin. 2019. Diakses 26 Agustus 2020 pukul 19.05 di

Yosep, Iyus. 2017. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung. PT Refika Aditama.

Postingan Populer